Thursday, December 25, 2008

and its christmas again

Natal kembali datang. Senang melihat jalan-jalan dihiasi lampu berkelap-kelip, pita-pita merah dan hijau serta hiasan kapas-kapas putih menyerupai salju, seakan Jakarta yang luar biasa panas dan macet ini terlihat lebih manis dan tenang. 

Semangat natal selalu memikat bagi saya. Sewaktu kecil natal identik dengan kado,liburan panjang sekolah, pohon natal, pesta makan keluarga, kartun-kartun lucu di rcti, dan bermain sepanjang hari. Kini, tentunya saya sudah terlalu tua untuk mendapat kado natal dan kartun-kartun natal sudah menjadi tidak terlalu menarik.

Perayaan natal kini lebih menjadi saat berkumpulnya orang-orang terdekat kita. Makan malam bersama keluarga besar yang telah lama tidak saya jumpai misalnya. Ataupun pesta natal bersama teman-teman lama untuk sekedar berbagi cerita tentang kehidupan. Tidak ada pit hitam dan santa klaus tapi cukup membuat saya tertawa bahagia:D!

Natal akan selalu menjadi perayaan yang bermakna bagi saya. Bermakna karena saya kembali dapat berharap. Berharap dapat menemukan jawaban, berharap dapat mencintai, berharap dikuatkan, dan kadang berharap untuk sesuatu yang tidak pasti. Melalui natal saya kembali bermimpi dan berharap bahwa keajaiban natal itu ada. Semoga saja :) Have a wonderful christmas time teman-teman!








Tuesday, November 18, 2008

21 things happened

1. uts dimulai dan jam tidur menjadi tak karuan
2. mengisi blog ini menjadi hobi baru selain tidur di siang hari
3. jakarta menjadi melankolis dan sering hujan
4. telah 5 hari tanpa absen sarapan nasi uduk dan makan malam nasi padang
5. menghafal ujian teori menjadi sangat sulit karena sudah lama tidak bergaul dengan sejarah dan biologi
6. Cemilan coklat yang diniatkan untuk oleh-oleh akhirnya dihabiskan sendiri karena kelaparan
7. heboh menggunakan print screen untuk bertukar tugas bersama ivana tika dan silvia
8. kehilangan handuk warna putih
9. depresi karena kehilangan pensil dan pengapus dua kali dalam seminggu
10. menyadari kehebatan pengaruh obat tidur dalam benadryl
11. berjumpa dengan buff dan tertawa sekeras-kerasnya seperti sudah lama tidak tertawa (buff: baca http://yuhudabi.blogspot.com berjudul BUFF)
12. mencintai lydia karena memiliki hobi yang sama yaitu makan
13. akhinya memasuki rumah tasia dan melihat foto-foto menggelikannya sewaktu kecil
14. menghapus nick-nick di ym dan memutuskan untuk move forward
15. jatuh cinta bukan kepalang dengan swiss modern design style
16. gejala panik saat bersama ivana hampir telat mengikuti ujian dkv
17. pengeluaran membengkak karena art carton kalkir dan biaya print
18. kehilangan hubungan dengan miranti dan pasukan selama sebulan terakhir
19. menyadari bahwa lebih baik menjadi realis daripada pemimpi
20.mengecat tugas tipografi dengan tangan parkinson
21. membenci syahrul gunawan dan asha shara karena sangat berlebihan saat bermain sinetron di tpi

Friday, November 14, 2008

Setia pada Pilihan

Memilih jurusan saat memasuki jenjang universitas bagi sebagian orang adalah pilihan yang berat. Berat karena pilihan ini harus dipertanggung jawabkan. Berat juga karena bertanggung jawab adalah pekerjaan orang dewasa ,  dan  terkadang kita yang telah mengantongi ktp dan berhak ikut pemilu tidak mampu berperilaku secara demikian.



Kurang lebih dua tahun lalu, saat saya dan teman-teman seangkatan masih menjadi siswa  SMA kelas  2, topik mengenai jurusan, universitas, dan dunia perkuliahan menjadi perbincangan yang seru.  

Beberapa teman saya dengan penuh keyakinan tinggi telah menetapkan universitas beserta jurusan yang ingin ditujunya selepas sekolah. Pilihan mereka didukung dengan berbagai argumen keluarga ,rekomendasi sana-sini, serta informasi dari deretan brosur hasil menghadiri belasan education fair.

Mereka inilah yang bertekad bulat, yang lalu  sibuk mengikuti  privat bahasa tiap akhir minggu, bimbingan belajar di lembaga ternama serta tak lupa bolak-balik mengurusi surat dan dokumen yang beragam jenisnya.


Sementara saya adalah orang yang selalu bimbang. Beberapa kali saya mencoba untuk menentukan pilihan namun pilihan itu terus berganti seiring pergerakan bulan. Ada kalanya saya yakin untuk memilih jurusan desain, karena saya menyukai bidang ini namun seringkali merasa kurang  berbakat sehingga berpindah pilihan ke management dan akuntansi.  Sempat pula berfikir untuk memilih jurusan jurnalistik yang kemudian berganti lagi dengan pilihan jurusan-jurusan lainnya.  Lelah berfikir saya lalu memutuskan untuk menunggu keyakinan itu datang saat bangun di suatu pagi yang cerah.

Menjelang dimulainya tahun ajaran terakhir, saya masih saja tidak dapat menentukan pilihan. Namun berbagai universitas telah membuka pendaftaran dan mau tak mau , yakin tak yakin saya harus memilih. Akhirnya saya memutuskan untuk mengambil beberapa formulir dari kampus yang direkomendasikan oleh teman, mengisi seluruh formulir, melengkapi surat-surat, mengisi kolom pilihan jurusan setelah perenungan semalam suntuk, dan mengikuti persyaratan tes dan lainnya.


Singkat cerita, setelah adanya kegagalan , perdebatan dengan orang tua, dialog panjang melalui telepon dengan teman-teman serta pertimbangan berbagai faktor saya pun berhasil menjadi mahasiswa! Jurusan Desain Komunikasi Visual. 

_

Kini telah tiga semester menjalani pilihan saya. Saya pun sadar jika keyakinan itu tidak akan dengan sendirinya datang.Keyakinan akan terbentuk perlahan untuk kemudian menjadi nyata. Menjalani pilihan saya bukanlah hal yang mudah, namun memang tidak ada sesuatu yang mudah untuk memperoleh sesuatu yang besar .Soal keyakinan, percayalah ia akan datang saat pilihan dijalani. 

Bagi saya kita hanya butuh mencintai pilihan kita.  Jika kemudian permasalahan dan kesulitan muncul, saat itulah kita dituntut bersikap dewasa, bertanggung jawab akan pilihan kita. Setia pada pilihan yang kita cintai :). 

Wednesday, November 12, 2008

the power of first impression

Selagi menunggu antrian asistensi fotografi yang panjang saya dan teman kemudian memutuskan untuk turun beli cemilan gurih nan lezat. jamur goreng!.

Antrian mbak tukang jamur ternyata gak kalah panjang dengan antrian asistensi di kelas. memang benar selalu butuh perjuangan untuk memperoleh sesuatu :).

Sambil menunggu jamur dimasak teman saya memulai pembicaraan.


teman : eh lo tau ga sii (kata andalannya tiap memulai sesi curhat)

saya : apa apa apa (semangat)

teman : masa kemaren gue dikenalin sama cowo, tapi masi kelas 2 sma, kekanak-kanakan bgt deh

saya: oyah, knapa kekanak-kanakannya?

teman: iya masa kmaren pas gue lagi nyetir kan macet banget tuh terus dia bilang gini, "oh kalo macet tabrak-tabrakin aja mobil yang ada di depan ", apaan sih ga lucu banget deh

saya: hahaha tapi biasa aja ah

teman: gak ah, uda gitu dia jelek lagi

saya: oo pantes

saya: kalo yang ngomong kyak gitu cowo seumuran yang ganteng and tajir illfeel jg ga?

teman: hmmm(berfikir)

teman :engga sih hahaha

saya : hahaha


Seliweran percakapan saya tadi membuat saya berfikir. Terkadang hanya melalui penampilan, umur, bahkan pakaian yang dikenakan, tiap orang telah mendapat cap dirinya masing-masiing. Hal ini membentuk image yang langsung direkam oleh otak sebagai definisi dari orang yang baru ditemuinya. Bagi teman saya tadi image si cowo sma adalah kekanak-kanakan dan jelek.

Maka itu merubah image adalah hal yang sangat sulit , padahal image/kesan pertama terbentuk hanya dalam sepersekian detik. Sepersekian detik yang mengalahkan bulan bahkan tahun untuk menghapusnya.

Namun saya percaya perubahan itu selalu ada, dan pada kenyataannya orang selalu berubah, lebih baik ataupun lebih buruk. Beberapa tahun mendatang mungkin saja teman saya bertemu lagi dengan si bocah sma yang tanpa disangka-sangka telah menjadi pengusaha sukses, merawat wajah hingga tampan dan memiliki helikopter pribadi sehingga terhindar dari kemacetan Jakarta :).Saya kemudian membayangkan percakapan yang akan terjadi antara saya dan teman saya...

teman : eh lo tau ga sii

saya : apaa apaa

teman: tadi gw ketemu sama cowo sma yang dulu gw ceritainn..

saya: hah yang mana sih banyaak

teman: itu yang dulu gw ceritain pas kita beli jamur..

saya : hmm

teman : yang dulu gw bilang jelek. eh tapi sekarang gantengg.. tajir lagi

saya : hmm

teman: yang kekanak-kanakan itu yang jayusss

saya: mm

saya: oh! yang mau nabrak-nabrakin mobil?

teman: emmmmm!


old friends always stay

Kehidupan kita bagaikan puluhan episode dan cuplikan film digabungkan menjadi satu. Pemeran didalamnya bergantian muncul mengisi bagiannya masing-masing. Terkadang kita memutar kembali episode usang kehidupan. Bermimpi dan terbangun di saat celana masi biru dan hidup masih seringan kapas. Tawa dan canda masih amat setia mengiringimu. Kehidupan begitu mudah,bahkan saat masalahmu datang hanya dengan berbaring di bilik cantik sahabatmu, ditemani irama lagu tempo lambat dan kepulan asap beraroma lavender maka - puff! masalahmu hilang dalam sekejap. Betapa bahagianya

Hah.. sudah lama sekali rasanya.

Masih ingatkah kau saat kalian bersama-sama berkumpul tiap makan siang sekolah. Bersenda gurau bahkan berdebat tentang ini dan itu. Membicarakan hal ini dan itu seakan ini dan itu tidak akan pernah berakhir. Setiap hari memiliki kesulitannya masing-masing, dan hari esok biarlah dipikirkan esok. Betapa bahagianya.

Hah.. sudah lama sekali rasanya.

Merenung, tertidur, dan berteriak gembira terasa begitu nyaman. Pada akhirnya hanya itu yang kau butuhkan. Bahkan saat terdiam bosan dengan kehadiran mereka kamu terobati dengan rasa nyaman itu. Bahkan saat perutmu tidak nyaman dan hidungmu berair kamu terobati.ya-dengan rasa nyaman itu Betapa bahagianya

Hah sudah lama sekali rasanya.

Hah
cukuplah bermimpi
20 menit lagi kuliah dimulai

bahkan mereka sudah lama tidak bermimpi